Cinta dalam dunia tasawuf adalah cinta yang buta. Yang
ada di depannya hanya kegelapan serta penunjuk jalan
dari sebuah wewangian. Tak pernah mengenal materi,
ion-ion karena materi dan ion itu adalah nisbi di
hadapannya.
Apakah kamu pernah bisa menyentuh angin. Padahal kamu
yakin angin itu ada dan senantiasa membawa kesegaran
ketika kamu merasakan kepenatan. Apakah cinta itu
khayal? ataukah nafsu?
Aku melihat cinta dari kacamata seorang Laila yang
mencinta. Ketika Laila meninggal dan Majnun membaui
setiap depa jalan yang dilalui kekasihnya, aku
akhirnya mengerti cinta mereka bukanlah cinta yang
berlandaskan materi.
Laila mencintai sebagian roh Allah yang bersemayam di
dalam dada Majnun. Sementara Majnun menyanjung Laila
karena perempuan itu adalah bagian dari tulang
rusuknya yang hilang. Roh mereka adalah satu adanya.
Aku, kamu, dan semua orang dimuka bumi ini disatukan
oleh cinta Sang Khalik.
Maka, ketika kematian menjadi jalan terakhir bagi
mereka, adakah yang menyangkal bahwa cinta adalah
sesuatu yang bukan kasat mata. Aku ragu bahwa jasad mereka
akan saling mengenali pada saat hari berbangkit tiba.
Kenapa? karena mereka dipersatukan oleh roh Allah,
bukan dari sesuatu yang terbuat dari tanah liat yang
kering dan busuk.
It was my email for someone, two years ago
widya
Friday, October 20, 2006
Laila Majnun
dari sang pencinta Unknown pada Friday, October 20, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment