CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Thursday, September 15, 2005

Little Bouquet in The morning Light ( Part 1)

Di sebuah jendela aku selalu menunggu seorang laki-laki pembawa bunga. Di bawah bayangan matahari pagi yang cemerlang serta daun-daun dari pohon maple yang berwarna oranye dan ujungnya berduri tebal tapi lembut.

Setiap pagi, di mana aku selalu merindukan langkah kakimu yang ringan serta jaket tebal menutupi seluruh tubuhmu termasuk wajahmu. Sehingga yang terlihat hanya bayangan sorot mata tajam seperti buah kismis hitam yang telah matang dan kering....
Siapakah penerima bunga lili putih yang engkau bawa itu?

Tentu saja, kamu tidak dalam keadaan bergembira ketika engkau merangkum penuh perasaan bunga itu. Sorot mata yang murung serta langkah kaki yang melemah di setiap ketukan jalan meyakinkan aku bahwa Lili itu bukanlah sebuah cerita yang menggembirakan.

Suatu ketika, aku pernah melihat genangan kesedihan di sudut matamu yang gelap dan gersang. Andai saja kamu tahu, bahwa aku sangat ingin mengetahui sejauh mana kesedihan yang bersarang di dalam dadamu itu. Tapi, ketika aku berusaha agar engkau sedikit saja berbagi senyum denganku, serta merta, engkau memalingkan muka dan tak pernah lagi melintas di pelataran jalan itu......

Jika engkau membenci sapaanku, maka aku akan menerima semua kemurkaan itu. Tapi, pohon maple yang kini meranggas dan memasuki musim gugur merindukan detak jantungmu yang berirama meski kesedihan adalah orkestranya.......

For River of Me
Dedicated to
Your truly love, courages, and spirit you gave to me. I always remembered even time never agreed with our lives and painfull suffering us for been in the earth. While u went away from me, trust me, i will kept in strength without your eyes on me.

0 komentar: