CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Tuesday, July 18, 2006

Duh Gusti, Kejamnya Cinta

Mungkin cinta memang tidak bisa dibahasakan dengan kata-kata yang jujur. Karena semestinya cinta kadang-kadang dipenuhi dengan syak wasangka atau rasa benci, pertumpahan darah, penistaan, bahkan kalau mungkin penghinaan. Di satu sisi,cinta adalah sebuah penghambaan yang hakiki terhadap sesuatu yang semestinya barangkali akan membawa kedamaian dan kemaslahatan kepada manusia.

Cintalah yang membawa perang antara Israel Palestina, Lebanon-Israel, Syiah-Sunni,Muslim-Hindu, Katolik-Protestan, dan perang-perang lainnya. Atas nama cinta yang semstinya beraroma perdamaian malah akhirnya menjadi sebuah penistaan yang rendah.

Lihat saja, atas nama cinta terhadap tanah air, seorang tentara Israel rela membunuhi warga Palestina dan mengusirnya dari tanah kelahirannya. Atas nama cinta terhadap akidahnya, sejumlah gerilyawan Irak menculik tentara AS, memasang videonya di internet dan kemudian mengeksekusi mereka tepat di kemaluan karena pemerkosaan yang dilakukan tentara AS lainnya terhadap gadis-gadis Irak yang semuanya masih berumur di bawah 20 tahun.

Atas nama cinta pula, Forum Pembela Islam (FPI) menyerang kantor Playboy, memporakporandakannnya seolah-olah kebenaran memang ada di tangan mereka dan semua orang yang di luar garis mereka adalan persona non grata (orang yang tak diinginkan dalam istilah hukum intermasional).

Duh, Gusti, saya pernah belajar bahwa ketika Sang Khalik meniupkan rohnya ke tubuh Adam, maka semesta alam memuji Keagungan-Nya. Apakah,orang-orang yang mengatasnamakan cinta ini sempat menyelipkan sedikit saja sebuah ingatan bahwa ketika ia menghujat, membunuhi, atau menempeleng orang lain sama halnya mereka menyakiti, menghina, dan memperkosa diri mereka sendiri.

Roh Sang Agung ini telah menyatukan manusia seluruhnya dan ironisnya tak ada yang bisa membaca bahwa Tuhan akan senantiasa menguji mereka dengan pengetahuan yang mereka miliki. Apakah mereka akan membawa orang-orang ke jalan yang benar dengan pengetahuan itu atau justru malah membuat mereka menzalimi diri mereka sendiri.

Duh, Gusti, mungkin saya harus menyepi agar bisa menikmati percintaan dengan-Mu tanpa ada pretensi dan interpretasi dari orang lain.

0 komentar: